Thursday, July 3, 2014

Indikator Derajat Iman Tinggi #8 : Proporsional dan Harmonis

Sejak permasalahan Israel dan Palestina muncul pasca Perang Dunia II, perjuangan kedua bangsa ini selalu menyerempet soal agama, tepatnya agama Islam. Masalah invasi ini menyebar sampai melanda ideologi, kebudayaan, bahkan kemanusiaan.

Apalagi di Indonesia, jujur saja ya, sekelompok oknum pengguna media sosial merasa mendapat peluang untuk menyampaikan uneg-uneg bodongnya di media online/media sosial (kebanyakan pakai akun palsu), hanya gara-gara pemberitaan Palestina dan Israel dikaitkan dengan ideologi, terutama masalah agama, tepatnya agama Islam.

Hanya saja, penyampaian uneg-uneg ada yang sarkas alias kasar, bernada menghina, toh muslim Indonesia bahkan mayoritas penduduk bumi bahkan tak paham benar apa sebenarnya penyebab perang tiada henti Israel dan Palestina. Lagi pula, non muslim Indonesia bukan bangsa Yahudi atau berasal dari Israel. Maklum ikut-ikutan doang dan sok tau.

Padahal, jika memang pejuang Palestina itu membela negerinya, apa bedanya dengan negara-negara Sekutu yang membela negerinya ketika diserang Hitler? Jika Korea Selatan dan Jepang resah dengan tingkah Korea Utara, tentu mereka bersiap jika diserang. Itulah fitrah manusia, pemimpin bangsa mana pun atau rakyat mana pun tidak akan mau hidupnya mati konyol diserang negara lain.

Surah Al Baqarah 190 : "Fight in the way of Allah those who fight you but do not transgress. Indeed Allah doesn't like transgressors."
Artinya : Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu (tapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Khusus agama Islam, dalam Al Quran Allah memberikan penegasan, jika memang ada sekelompok manusia menyerang manusia lainnya, tentu kelompok yang diserang akan mempertahankan diri. Tapi, tetap dalam proporsi yang tidak melampaui batas.

Apa maksudnya? Ya memang jika tidak ada negara lain mengajak perang mengapa harus perang? Pakai logika donk. Atau jika ada yang menyerang emang lu diem aja? Contohnya lu ditampar orang di pasar...trus lu diem....patung kali yee.

Kalau saya punya pendapat pribadi. Mengapa saya bilang firman Allah yang ini menciptakan perdamaian. Karena saya membacanya secara terbalik (maksudnya, fitrah manusia yang lebih mulia dari perang adalah menciptakan perdamaian). Mencegah perang--->. ini makna Harmonis

Terus apa makna tertinggi ayat di atas sebenarnya? Yakni menjadi tanda bagi otak yang digunakan untuk memikirkan perdamaian.....jangan menyerang negara lain...toh hanya akan menciptakan penderitaan bagi umat manusia.

Artinya kalau kita memang manusia yang berakal dan punya otak, ya mikir donk apa untungnya memerangi bangsa lain. Yang rugi adalah kemanusiaan, barangkali saja penyerang merasa mendapat keuntungan material, namun yang rugi adalah kemanusiaan. Tepatnya : manusia berakal menjadi budak benda mati (kekayaan alam, alat perang dll)--->ini tidak Proporsional (tidak menempatkan sesuatu pada fungsi, ukuran, kapasitas yang semestinya), masa sih akal diperintah benda mati

Tul gak coy? 


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment